
Santri Visioner Jaga Pangan Berkah “RPA Goes to School” Hadir di Dayah Samudera Pasai Madani
Aceh Besar – 21 Juli 2025
Dalam semangat menjaga keberkahan hidup melalui pengelolaan pangan yang bijak, Dayah Samudera Pasai Madani (DSPM) menggandeng Rumoh Pangan Aceh (RPA) untuk menyelenggarakan program edukatif “RPA Goes to School”. Kegiatan ini diselenggarakan di mushalla Al-Muttaqin dan melibatkan para santri dalam upaya membangun kesadaran pangan berkelanjutan.
Sambutan Wakil Pimpinan Dayah
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ustaz Mujaddid, Lc., M.Us, selaku Wakil Pimpinan I DSPM. Dalam wejangan beliau kepada para santri, disampaikan:
“Santri harus visioner. Tidak cukup hanya menghafal dan memahami kitab, tapi juga harus peka terhadap isu zaman. Krisis pangan adalah medan jihad baru yang mesti disikapi dengan ilmu, amal, dan kepedulian.”
Ustaz Mujaddid juga menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari implementasi nyata visi-misi dayah dalam mencetak generasi muslim yang terampil, kreatif dan mandiri.
Materi dan Pemateri yang Mencerahkan
1. Rivan Rinaldi, S.Pd., M.Sc.
Sebagai pendiri dan direktur eksekutif Rumoh Pangan Aceh, Rivan Rinaldi adalah lulusan Master of Plant Sciences di Wageningen University, Belanda. Beliau memberikan materi utama dengan pendekatan ilmiah dan spiritual bertema:
“Berhenti Boros Pangan: Membangun Ekosistem Pangan Berkah dan Adil.”
Dengan gaya penyampaian yang inspiratif, beliau mengajak para santri untuk:
- Membeli makanan sesuai kebutuhan.
- Tidak menyisakan makanan.
- Memanfaatkan sisa bahan dapur menjadi kompos atau olahan lain.
Beliau menekankan bahwa membuang makanan berarti membuang pahala dan keberkahan. Dalam Islam, keberkahan bukan hanya pada banyaknya, tapi pada pemanfaatannya.
2. Geubrina Rahmatan, S.Pd., M.Sc.
Seorang pendidik dan program manager RPA, menyampaikan materi bertema:
“Mengubah Perilaku Konsumsi Santri Sejak Dini.”
Dengan pendekatan khas dunia santri, beliau menyorot kebiasaan negatif seperti:
- Menyisakan makanan di piring.
- Jajan berlebih tanpa nutrisi.
- Tidak mengecek kulkas sebelum belanja.
Geubrina mengajak para santri untuk menjadi agen perubahan dimulai dari hal kecil seperti piring bersih dan berbagi makanan berlebih.
3. Ir. Muhammad Haikal, S.T., M.Sc.
Beliau adalah lulusan Teknik Kimia ITS Surabaya, dan Master of Environmental Sciences di Wageningen University, Belanda. Saat ini aktif sebagai dosen Teknik Lingkungan di UIN Ar-Raniry dan juga Program Manager RPA.
Materinya menekankan pada:
- Dampak limbah pangan terhadap lingkungan, termasuk emisi gas metana.
- Praktik komposting di dayah dan rumah.
- Perspektif Islam: Membuang makanan adalah bentuk kufur nikmat.
Dengan kepakaran teknis dan kemampuan menyampaikan pesan secara menyentuk dan bernilai pendidikam islam, Ir. Haikal menunjukkan bagaimana ilmu teknik dan nilai-nilai islam yang mendalam dapat bertemu dalam satu titik: menjaga amanah bumi Allah.
Pesan Penutup
Acara ini menjadi sinergi yang elok antara ilmu, amal, dan kesadaran lingkungan. Para santri belajar bahwa menjaga pangan bukan hanya urusan dapur, tapi juga medan ibadah. Ini adalah bentuk pendidikan terpadu—dimana akal, hati, dan tubuh sama-sama dilibatkan.
Gaya penyampaian para pemateri yang komunikatif dan relevan dengan dunia santri membuat materi mudah dipahami dan diterima dengan antusias, program ini menyentuh bukan hanya sisi intelektual, tapi juga kesadaran nilai dalam kehidupan sehari-hari. Sebab seperti sabda Nabi ﷺ:
“Makanlah hingga habis, karena pada akhir makanan terdapat keberkahan.”