
Saweu Pustaka: Menumbuhkan Semangat Literasi Santri di Sophie’s Sunset Library
Aceh Besar – Udara sejuk Lhoknga pagi itu menjadi saksi langkah penuh semangat para santri Dayah Samudera Pasai Madani (DSPM). Dalam rangka memperingati Hari Kunjungan Perpustakaan Nasional, mereka tak sekadar berkunjung, tetapi melakukan healing literasi di Sophie’s Sunset Library, sebuah rumah baca yang menyatukan khazanah budaya Aceh, semangat belajar, dan nuansa pantai yang menenangkan.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Ustazah Rekha Sophia, S.M., Kepala Perpustakaan DSPM, yang menekankan bahwa kunjungan ini bukan sekadar melihat koleksi buku. “Kita tidak hanya berkunjung ke sebuah perpustakaan, tetapi kita sedang belajar tentang makna literasi dalam kehidupan. Perpustakaan di pesisir pantai ini adalah contoh nyata bagaimana membaca bisa menyatu dengan alam, dan bagaimana seorang jurnalis senior menghadirkan ruang pengetahuan untuk masyarakat. Melalui kunjungan ini, saya berharap santriwati semakin termotivasi untuk mencintai membaca,” tuturnya penuh makna.
Ibu Raihan Lubis: Cinta Aceh, Cinta Literasi
Sesi berikutnya menghadirkan sosok inspiratif, Ibu Raihan Lubis, pendiri Sophie’s Sunset Library. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa santri DSPM memiliki privilege yang patut disyukuri. “Tidak semua dayah memiliki perpustakaan lengkap seperti Samudera Pasai Madani. Kalian beruntung bisa membaca banyak buku, bahkan novel-novel positif yang justru sering mengandung ilmu dan hikmah kehidupan,” ujarnya penuh penekanan.
Ia juga menambahkan bahwa fiksi jangan dipandang sebelah mata, sebab di balik cerita sering tersembunyi nilai kehidupan yang berharga. “Membaca fiksi bukan sekadar hiburan, tapi jendela untuk memahami realitas dengan cara yang berbeda,” katanya.
Saat ditanya tentang alasannya memilih menetap di Aceh, Ibu Raihan yang berasal dari Medan menjawab dengan tulus: “Saya jatuh cinta pada Aceh. Negeri ini kaya sejarah, budaya, dan nilai luhur. Di sini saya ingin membangun ruang literasi yang bisa dinikmati siapa saja.”
Kisah Nama Sophie’s Sunset Library
Nama Sophie’s Sunset Library lahir dari kisah personal. “Sophie” adalah nama putri bungsu pendiri, satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara. Nama ini menjadi simbol kasih sayang, kebijaksanaan, dan harapan agar perpustakaan selalu menghadirkan ruang yang ramah, terbuka, serta sarat makna. Dengan latar pantai Lhoknga yang indah, Sophie’s Sunset Library menjadi tempat membaca sekaligus merasakan kedamaian.
Dari Membaca ke Menulis
Sebagai penutup, santri mengikuti sesi menulis kreatif. Mereka diberi tugas membuat tulisan tentang diri sendiri dengan menggunakan lead deskriptif atau naratif, lalu menuangkannya dalam bentuk cerita yang lebih dalam. Tak hanya itu, mereka juga menerima Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari Ustazah Rekha Sophia sebagai panduan untuk menuliskan pengalaman berharga selama kunjungan.
Tawa dan semangat kreatif pun mengisi ruangan, menjadikan literasi tidak sekadar teori, tetapi hadir sebagai aktivitas hidup yang menyenangkan.
Harapan Masa Depan
Kunjungan ini meneguhkan peran DSPM sebagai dayah yang tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga mendorong budaya literasi modern. Kolaborasi dengan Sophie’s Sunset Library membuktikan bahwa membaca dan menulis bisa menjadi jalan healing yang menyehatkan jiwa, menumbuhkan imajinasi, sekaligus memperluas wawasan.
You may also like

Dayah Samudera Pasai Madani Ikut Meusyura dalam FGD Kurikulum Dayah Aceh
