
Santri DSPM Antusias Ikuti Workshop Budaya Jepang
Banda Aceh – Suasana ceria tampak di wajah santri Dayah Samudera Pasai Madani (DSPM) saat mengikuti Workshop Pembelajaran Mendalam dalam Pengenalan Budaya pada Pembelajaran Bahasa Jepang yang digelar di SMK Negeri 1 Banda Aceh pada Selasa, 23 September 2025.
Kegiatan ini menghadirkan Shigemura Miyoko, seorang Japanese Language Expert dari The Japan Foundation Jakarta, sebagai pemateri utama. Beliau dikenal sebagai pengajar berpengalaman yang sering diundang dalam berbagai seminar dan lokakarya bahasa Jepang di Indonesia. Dalam kesempatan ini, beliau ditemani oleh staf pendamping dari Japan Foundation Jakarta.
Hari Kedua: Sesi untuk Santri dan Siswa
Sehari sebelumnya, workshop dikhususkan bagi guru bahasa Jepang dari sekolah-sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar. Tujuannya agar guru lebih dahulu memahami metode dan materi yang akan diajarkan. Setelah itu, pada hari kedua barulah giliran santri dan siswa merasakan pengalaman belajar langsung bersama pemateri asal Jepang tersebut.
Materi yang diberikan tidak sekadar berupa kosa kata, melainkan juga pengenalan lebih dekat terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang: cara hidup dalam rumah tangga, budaya disiplin, hingga sistem transportasi dan etos kerja masyarakat Jepang. Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan huruf Kanji, salah satu tulisan khas dalam bahasa Jepang.
Metode penyampaian yang digunakan jauh dari kesan kaku. Proyektor dimanfaatkan untuk menampilkan gambar dan ilustrasi, ditambah permainan edukatif yang membuat suasana belajar terasa ringan. Santri pun tampak sangat menikmati proses tersebut.
“Belajar budaya Jepang ternyata seru, banyak hal baru yang kami ketahui, khususnya tentang kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari,” ujar salah seorang santri dengan penuh semangat.
Lebih dari Sekadar Belajar Bahasa
Kegiatan ini membuktikan bahwa belajar bahasa asing bukan sekadar mengenal huruf dan kosa kata, tetapi juga menyelami cara hidup dan nilai-nilai yang melatarbelakanginya. Santri DSPM mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya disiplin, kebersihan, dan penghargaan terhadap waktu—hal-hal yang dapat mereka ambil sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan sehari-hari.
Japan Foundation dan Pertukaran Budaya
The Japan Foundation, lembaga resmi Pemerintah Jepang yang berdiri sejak tahun 1972, aktif dalam mempromosikan seni, budaya, dan pendidikan bahasa Jepang ke seluruh dunia. Di Indonesia, lembaga ini memiliki kantor di Jakarta dan rutin mengadakan kegiatan workshop, seminar, hingga pemberian hibah budaya. Kehadiran Shigemura Miyoko di Banda Aceh merupakan bagian dari program tersebut, khususnya dalam rangka memperkuat jembatan pemahaman lintas budaya antara Jepang dan Indonesia.
Harapan Pimpinan Dayah
Pimpinan DSPM, Tgk. Muhammad Fadhillah, menegaskan pentingnya keterlibatan santri dalam kegiatan lintas budaya semacam ini. Menurut beliau, interaksi semacam ini dapat memperluas wawasan santri sekaligus memperkaya pengalaman mereka dalam menyikapi perubahan zaman.
“Santri perlu mengenal peradaban lain agar lebih bijak dalam memandang dunia. Namun, identitas kita sebagai muslim dan orang Aceh tetap harus kokoh sebagai pijakan,” ungkapnya.
Menyongsong Generasi Terbuka dan Beridentitas
Dengan mengikuti workshop ini, santri DSPM bukan hanya mengenal huruf Kanji atau adat masyarakat Jepang, tetapi juga belajar bagaimana mengambil hikmah dari perbedaan, menghargai keragaman, serta membuka diri terhadap peradaban dunia tanpa kehilangan jati diri Islami.