
Seminar dan Praktik Tajhiz Mayyit di DSPM: Santri Dibekali Ilmu Fardhu Kifayah Sejak Dini
Aceh Besar – Dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, Dayah Samudera Pasai Madani (DSPM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi santri yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi kepada umat. Hal ini tampak dalam kegiatan Seminar dan Praktik Tajhiz Mayyit yang berlangsung pada Sabtu, 13 September 2025, bertempat di kompleks DSPM.
Acara yang dipandu langsung oleh para pemateri berkompeten, yakni M. Razi Alkhawarizmi, S.Ag., Kamal Azhary, Lc., Rifqi, dan Rizki Ramadhan, S.Ag., berhasil menghadirkan suasana belajar yang khidmat sekaligus penuh kehangatan. Kehadiran para santriwan dengan antusiasme yang tinggi menunjukkan betapa pentingnya ilmu fardhu kifayah ini untuk dipelajari secara mendalam sejak dini.
Antusiasme Santri dan Sesi Tanya Jawab
Rangkaian seminar tidak hanya berisi pemaparan teori, tetapi juga praktik langsung penanganan jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, hingga tata cara shalat dan penguburan. Salah satu sesi yang paling berkesan adalah forum tanya jawab. Santri diberikan kesempatan untuk mengajukan berbagai persoalan fiqhiyah yang sering muncul di lapangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menggambarkan kedalaman pemikiran dan kepedulian para santri. Misalnya, bagaimana hukum dan tata cara mengurus jenazah korban kecelakaan yang tubuhnya tidak lagi utuh, atau bagaimana mengkebumikan jenazah bila sebagian anggota tubuhnya belum ditemukan. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa santri tidak sekadar menerima teori, melainkan benar-benar mencoba memahami bagaimana syariat Islam memberi solusi dalam situasi kompleks kehidupan umat.
Pentingnya Ilmu Tajhiz Mayyit
Dalam pandangan para pemateri, pembekalan ilmu tajhiz mayyit sejak dini adalah kebutuhan mendasar bagi santri. Ilmu ini tidak hanya menambah wawasan fiqh, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial keagamaan. Sebagaimana ditegaskan dalam tradisi ulama, tajhiz mayyit termasuk dalam kategori fardhu kifayah, yakni kewajiban kolektif yang apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakannya, gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, jika tidak ada yang menunaikannya, maka seluruh umat menanggung dosa.
Dengan demikian, keberanian santri dalam memahami dan mempraktikkan ilmu ini menjadi penopang utama keberlangsungan kewajiban kolektif umat Islam. Lebih dari itu, mempelajari tajhiz mayyit menanamkan kesadaran spiritual tentang kefanaan hidup, serta memperkokoh ikatan ruhani antara generasi muda dengan tanggung jawab pelayanan umat.
Apresiasi Panitia
Ketua Panitia, Ustadz Syamsul Bahri, M.Pd., seusai kegiatan menyampaikan ungkapan syukur atas kelancaran acara Seminar dan Praktik Tajhiz Mayyit serta apresiasi yang mendalam kepada para pemateri, panitia, dan seluruh santri yang telah berpartisipasi aktif. Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya menambah wawasan fiqh, melainkan juga melatih kepekaan batin santri dalam memahami pentingnya fardhu kifayah bagi kehidupan umat. Harapannya, ilmu yang diperoleh dapat diamalkan dengan penuh tanggung jawab, menjadi amal jariyah yang terus mengalir, dan semoga pula Allah Swt. membalas segala usaha dan bantuan dengan pahala berlipat ganda, serta menjadikan kegiatan ini sebagai wasilah untuk meraih syafaat Rasulullah ﷺ di hari akhir.
Penutup
Seminar dan praktik tajhiz mayyit di DSPM ini menegaskan peran strategis pesantren dalam menjaga tradisi keilmuan Islam. Dengan membekali santri ilmu-ilmu fardhu kifayah, DSPM tidak hanya menyiapkan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam kesadaran sosial dan keagamaan.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari rangkaian Maulid DSPM 1447 H, yang akan terus berlangsung hingga Oktober 2025 dengan berbagai agenda keilmuan, perlombaan, serta pengabdian masyarakat. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa DSPM hadir untuk melahirkan generasi penerus ulama, yang siap menjaga warisan Rasulullah ﷺ dan menerangi umat dengan cahaya ilmu.
You may also like
