
Pelepasan Santri Angkatan II Dayah Samudera Pasai Madani: Momen Haru Penuh Doa dan Harapan
Dayah Samudera Pasai Madani menggelar acara perpisahan dan pelepasan santri angkatan II (Takrīmul Khirrījīna Wal Mutafawwiqīn II) pada sebuah hari penuh makna. Acara ini menjadi momen bersejarah yang dipenuhi rasa syukur, kebanggaan, dan harapan besar untuk para santri yang akan melanjutkan perjalanan mereka ke jenjang berikutnya.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat, disusul dengan sambutan dari berbagai tokoh penting dayah. Selanjutnya Ustadz Denni Aulia, M.Pd, Kepala Pengasuhan Santri, mengibaratkan suasana perpisahan ini seperti rasa “nano-nano” — manis, asam, pahit, dan asin yang bercampur jadi satu.
“Hari ini rasa di hati kita bercampur aduk, seperti rasa nano-nano: ada haru, ada bahagia, ada sedih, dan ada bangga. Namun itulah bukti bahwa perjalanan kalian di sini penuh warna, penuh cerita, dan penuh kenangan berharga. Teruslah berjuang dan jadikan pengalaman di Dayah ini sebagai bekal untuk menggapai masa depan,” ungkap beliau.
Beliau juga berpesan agar para santri tetap menjaga amalan yang telah dibiasakan selama di dayah, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan adab mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Marhaban, S.H.I., MA, Ketua Komite Santri, turut memberikan sambutan.
Beliau menyampaikan bahwa dirinya telah beberapa kali hadir dalam acara perpisahan di Dayah Samudera Pasai Madani. Setiap kali hadir, suasana haru perpisahan selalu membuatnya merasa sedih.
“Acara perpisahan seperti ini selalu membawa rasa haru. Saya ikut merasakan sedihnya, karena ini adalah momen berharga — saat kita melepas generasi penerus bangsa untuk melangkah menuju masa depan yang lebih cerah,” ujar beliau.
Beliau juga berpesan kepada santri untuk menjaga iman, adab, serta membawa nama baik Dayah di manapun berada, mengingat banyaknya godaan dan fitnah di luar sana.
Pimpinan Dayah, Ustadz Muhammad Fadhilah, Lc., M. Us, memberikan motivasi besar kepada para santri.
“Tiga tahun kalian di sini bukanlah waktu yang singkat. Ada banyak tantangan yang telah kalian lalui. Maka syukurilah perjuangan ini. Kami yakin, dari Dayah ini akan lahir pemimpin-pemimpin Islami yang akan menyinari dunia dan menjaga bumi dari kerusakan,” tutur beliau. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf kepada wali santri atas segala kekurangan selama masa pendidikan.
Sementara itu, Ketua Yayasan, Ustadz Gamal Achyar, Lc., M. Sh, dalam sambutannya menyampaikan dua pesan penting.
Pertama, ucapan terima kasih kepada seluruh ustadz dan ustadzah atas dedikasi mereka dalam membina para santri.
Kedua, beliau berpesan agar para santri selalu mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, menjaga adab, menjaga pergaulan, dan menjaga nama baik Dayah di tengah tantangan zaman.
“Takzimlah kepada guru, jaga adab di manapun berada, agar ilmu menjadi berkah,” tegas beliau.
Momen haru juga terasa saat penyampaian kata-kata perpisahan dari perwakilan santri.
Jibril Shahjehan Ghalba mewakili santri kelas II, dan Cut Zhilla Kiswa An-Najmia mewakili kelas III, menyampaikan pesan penuh makna tentang perjalanan mereka di dayah.
“Kita pernah lelah bersama, tertawa bersama, bahkan menangis bersama. Hari ini kita berpisah, namun kenangan ini akan tetap hidup selamanya,” ungkap mereka dengan suara bergetar.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan piagam penghargaan kepada santri berprestasi, sesi doa bersama, serta sesi foto kenangan penuh kehangatan.
Semoga para santri lulusan Dayah Samudera Pasai Madani Angkatan II ini menjadi penerus ulama, pemimpin umat, dan cahaya yang menyinari dunia dengan kebaikan.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.